Oleh: Damar Saputra )*
Presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah memperkenalkan program baru yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia. Program ini akan fokus pada pertanian mandiri, dengan penekanan pada penyediaan pupuk dan benih berkualitas guna mendukung para petani.
Dikatakan bahwa ketahanan pangan menjadi isu krusial di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan pertumbuhan populasi. Dalam upaya mencapai kemandirian pangan, ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau diharapkan dapat mengurangi beban petani. Rencana implementasi program subsidi pupuk yang lebih efektif dinyatakan menjadi langkah penting untuk menanggulangi masalah tingginya harga pupuk yang seringkali membebani petani.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan tentang program ketahanan pangan untuk pemerintahan Prabowo-Gibran sangat menarik dan relevan, terutama dalam konteks bonus demografi yang sedang dihadapi Indonesia. Dengan proporsi yang signifikan dari generasi milenial dan Gen-Z yang akan memasuki dunia kerja dan menjadi penggerak ekonomi, penting bagi pemerintah untuk memanfaatkan potensi ini secara optimal.
Salah satu langkah yang diusulkan, yaitu pembuatan kluster-kluster pertanian modern yang mengintegrasikan teknologi digital, adalah strategi yang tepat. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian, yang sering kali dianggap kurang menarik. Dengan memanfaatkan literasi digital, generasi milenial dapat diikutsertakan dalam inovasi pertanian, seperti penggunaan aplikasi untuk pengelolaan lahan, pemasaran produk, dan analisis data yang dapat meningkatkan hasil pertanian.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada infrastruktur yang memadai dan akses yang mudah terhadap teknologi. Pemerintah perlu memastikan bahwa petani, terutama yang berasal dari daerah terpencil, dapat mengakses sumber daya ini. Selain itu, pendidikan dan pelatihan harus diberikan secara konsisten agar generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga inovator dalam sektor pertanian.
Dengan pendekatan yang komprehensif, upaya ini bisa menjadi pendorong signifikan dalam meningkatkan ketahanan pangan dan memperkuat ekonomi nasional. Penting bagi semua pihak, termasuk swasta dan masyarakat, untuk berkolaborasi dalam mendukung program ini demi tercapainya tujuan yang lebih besar.
Perbaikan sistem distribusi pupuk menjadi prioritas. Sistem yang lebih efisien diproyeksikan memungkinkan petani, termasuk yang berada di daerah terpencil, untuk lebih mudah mengakses pupuk yang mereka butuhkan. Hal ini diyakini akan berdampak positif pada produktivitas pertanian secara keseluruhan.
Ketersediaan benih unggul juga mendapatkan perhatian khusus. Upaya untuk mengembangkan varietas benih yang tahan terhadap hama dan penyakit dikemukakan sebagai bagian dari program ini. Benih yang adaptif terhadap berbagai kondisi iklim diharapkan mampu meningkatkan hasil panen dan pendapatan petani. Dalam hal ini, kolaborasi dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi dinyatakan akan menjadi kunci keberhasilan.
Pendampingan dan pelatihan untuk petani menjadi komponen penting lainnya dalam program ini. Edukasi tentang teknik pertanian modern dan berkelanjutan diyakini akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Dalam hal ini, kerja sama dengan dinas pertanian setempat serta organisasi petani diharapkan dapat memfasilitasi pengetahuan yang lebih baik dan relevan bagi petani di lapangan.
Dengan langkah-langkah tersebut, pasangan ini berharap tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan nasional, tetapi juga kesejahteraan petani. Kenaikan produksi pangan dianggap akan menciptakan lapangan kerja baru dan memperbaiki pendapatan masyarakat pedesaan. Hal ini, pada gilirannya, diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor pangan, yang telah menjadi masalah signifikan bagi perekonomian nasional.
Melalui program pertanian mandiri ini, Prabowo dan Gibran menunjukkan komitmen mereka untuk mewujudkan pertanian yang lebih berkelanjutan dan mandiri di Indonesia. Keberhasilan program ini tidak hanya diharapkan dapat membawa manfaat langsung bagi petani, tetapi juga memberikan dampak positif pada perekonomian nasional secara keseluruhan.
Sementara itu, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) menyatakan kesiapannya dalam membantu pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan Ketua Umum PSMTI, Wilianto Tanta, juga siap menjadi mitra strategis Pemerintah dalam menjaga kedaulatan pangan dan penanganan stunting.
Keberadaan PSMTI sebagai komunitas bisnis yang terorganisir membuka peluang untuk investasi yang dapat meningkatkan sektor pertanian dan ketahanan pangan secara keseluruhan. Dukungan ini juga mencerminkan kesadaran akan tanggung jawab sosial dari pengusaha Tionghoa di Indonesia. Dengan memfokuskan perhatian pada ketahanan pangan dan isu stunting, PSMTI tidak hanya berkontribusi secara ekonomi, tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas bisnis tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakat.
Dengan harapan yang tinggi, banyak pihak optimis terhadap implementasi program Prabowo-Gibran dalam menjaga ketersediaan pangan. Ketersediaan pupuk dan benih yang terjamin serta dukungan yang diberikan kepada petani menjadi langkah konkret menuju ketahanan pangan yang lebih baik. Ini diyakini akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih mandiri dan berkelanjutan dalam sektor pangan.
)* Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Ekonomi Digital – Lembaga Ekonomi Digital Nusantara