Bali – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali ditegaskan sebagai salah satu langkah konkret pemerintah dalam mencegah stunting dan malnutrisi yang masih menjadi tantangan kesehatan nasional. Melalui rangkaian sosialisasi di berbagai daerah, termasuk di Wantilan Pura Dalem Sesetan, Gianyar, pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam menghadirkan layanan gizi yang terstruktur, berkelanjutan, dan berbasis edukasi keluarga.
Anggota Komisi VI DPR RI, I Nyoman Parta, menekankan bahwa keberhasilan program MBG tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada perubahan pola hidup masyarakat dalam membangun kebiasaan makan sehat. Ia menilai keluarga memegang peran sentral dalam membentuk generasi yang kuat secara fisik maupun mental.
“Kita sepakat bahwa anak-anak adalah titipan yang berharga. Tugas kita bukan hanya memastikan mereka sekolah, tetapi juga memastikan mereka mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Perubahan pola makan dimulai dari rumah,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan terbesar saat ini adalah meningkatnya konsumsi makanan ultra proses di kalangan anak-anak, sebuah kebiasaan yang berdampak pada pemenuhan gizi harian. Nyoman Parta menegaskan perlunya perubahan cara pandang masyarakat terhadap makanan yang tidak hanya sekadar mengenyangkan, tetapi juga memberi manfaat bagi tumbuh kembang.
“Makanan bukan hanya soal kenyang. Ia harus membawa kebaikan bagi tubuh. Karena itu kita harus mengubah cara pandang kita, cara kita memasak, dan cara kita mendidik anak terkait makanan,” lanjutnya.
Sementara itu, perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN), Alwin Supriyadi, menyampaikan bahwa MBG merupakan terobosan penting yang dirancang untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan tumbuh dengan optimal. Pemenuhan gizi sejak dini dinilai sebagai investasi jangka panjang yang menentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
“Program ini bukan hanya soal memberikan makanan. Ini tentang membangun individu yang sehat dan siap berkontribusi. Ketika kebutuhan gizi terpenuhi, potensi anak akan berkembang maksimal,” tegasnya.
Melalui program MBG, pemerintah menargetkan terjadinya penurunan signifikan terhadap angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang masih menghadapi kerentanan gizi.
Dengan pendekatan yang melibatkan pemerintah, tenaga kesehatan, dan keluarga, diharapkan program ini menjadi fondasi kuat bagi terbentuknya generasi Indonesia yang sehat, cerdas, serta mampu bersaing di tingkat global. Pemerintah memastikan program ini tidak hanya menjadi intervensi sesaat, tetapi gerakan nasional yang menanamkan kesadaran akan pentingnya gizi sebagai pilar pembangunan manusia.
