google.com, pub-8797203901921219, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Danantara Buka Peluang Investasi Ekosistem Proyek Baterai Mobil Listrik

Karawang – Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia membuka peluang in-vestasi dalam megaproyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terin-tegrasi yang digarap oleh konsorsium Indonesia dan China. Proyek bernilai ini dinilai sebagai salah satu langkah strategis dalam mendorong hilirisasi industri dan menciptakan daya saing nasional di sektor energi bersih.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa Danantara tengah mengevaluasi proyek tersebut dari sisi komersial dan dampaknya terhadap pencip-taan nilai tambah serta lapangan kerja.

“Melihat dari sisi pihak kami pasti mengevaluasi semua proyek seperti ini, ini bagus banyak nilai tambahnya, banyak job creation-nya, tentu kita akan evaluasi dan semuanya secara komersial dilihat,” ujar Pandu

Megaproyek yang dibangun secara terintegrasi dari hulu hingga hilir ini melibatkan sejumlah BUMN strategis seperti PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan Indonesia Battery Corporation (IBC), serta konsorsium global CATL Brunp dan Lygned (CBL) anak usaha dari perusahaan baterai terbesar dunia Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Dengan nilai investasi mencapai USD 5,9 miliar atau setara Rp96 triliun, proyek ini menar-getkan produksi baterai sebesar 6,9 gigawatt per hour (GWh) pada tahun 2026, dan akan ditingkatkan hingga mencapai kapasitas penuh sebesar 15 GWh pada 2028.

Lebih lanjut, Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, menjelaskan bahwa pendanaan proyek dilakukan secara proporsional antara konsorsium asing dan BUMN. Untuk proyek hulu, An-tam memegang 51 persen saham, sedangkan di sektor hilir seperti smelter dan pabrik bat-erai, konsorsium China memiliki 70 persen dan sisanya 30 persen oleh IBC.

“Pendanaan disiapkan oleh pihak partner, misalnya 70-30, artinya mereka 70 persen, 30 per-sen di BUMN. Di BUMN kami, IBC itu kan ada 4 pemegang saham. Ada Inalum, Antam, PPI dari Pertamina, dan PLN. Nah ini yang mengkontribusi untuk kita chip-in yang 30 persen,” ujar Toto.

Ia juga menyatakan bahwa Danantara memiliki potensi besar untuk mengambil peran lebih signifikan di masa mendatang. Proyek ini mencerminkan semangat sinergi lintas negara dan sektor untuk mendorong Indonesia menjadi pemain utama di industri kendaraan listrik.

Dengan semakin terbukanya peluang investasi dari Danantara, megaproyek baterai ken-daraan listrik ini diharapkan tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global, tetapi juga menarik investor strategis yang berorientasi jangka panjang.

(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *