Cadangan Beras 3,8 Juta Ton Jadi Fondasi Indonesia Menuju Swasembada Pangan

Jakarta — Indonesia kian mendekati target swasembada pangan seiring menguatnya cadangan beras nasional dan meningkatnya produksi dalam negeri. Perum Bulog memastikan stok beras pemerintah berada pada level sangat aman, sehingga kebijakan tanpa impor beras dapat terus dipertahankan sepanjang tahun ini.

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menyampaikan bahwa Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog saat ini tercatat mencapai 3,8 juta ton, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan bahwa Indonesia tidak lagi memerlukan impor beras.

“Jadi, masyarakat tidak perlu bimbang dan ragu bahwa stok beras kita mencukupi dan tidak perlu adanya lagi impor-impor dari manapun,” ujar Rizal.

Ia menambahkan bahwa posisi stok yang kuat ini diperkuat oleh peningkatan produksi dalam negeri yang diprediksi mencapai 34 juta ton pada tahun ini. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Dengan kapasitas tersebut, Rizal meyakini seluruh kebutuhan nasional dapat sepenuhnya dipenuhi dari pasokan petani dalam negeri.

“Produksi tahun ini diprediksi naik dan karena itu Indonesia tidak memerlukan importasi,” tegasnya.

Kementerian Koordinator Bidang Pangan juga menegaskan konsistensi kebijakan tanpa impor beras. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyebut bahwa stok beras di gudang Bulog saat ini mendekati 4 juta ton, salah satu yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

“Ketersediaan ini diperkuat dengan surplus produksi sebesar 4,7 juta ton sepanjang Januari hingga Desember 2025,” ujar Zulhas.

Optimisme pemerintah turut diperkuat data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa produksi beras nasional mencapai 34,7 juta ton sepanjang Januari–Desember 2025, meningkat 13,54% dibanding tahun sebelumnya. Dengan capaian tersebut, Indonesia diproyeksikan membukukan surplus sekitar 3,87 juta ton.

Di tingkat pasar, surplus beras memberi ruang bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga. Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Reynaldi Sarijowan, menyebut penurunan harga mulai terlihat di zona distribusi 1 dan 2.

“Harga beras medium di Jabodetabek kini sekitar Rp 13.450 per kilogram, sedikit di bawah HET yang sudah disesuaikan. Beras premium di mayoritas wilayah juga sudah menyentuh level Harga Eceran Tertinggi dan masih tergolong wajar,” ujarnya.

Namun demikian, pemerintah tetap mewaspadai dinamika harga di wilayah timur Indonesia, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru, ketika permintaan cenderung meningkat. Penguatan distribusi, efisiensi logistik, dan pengelolaan stok terus dilakukan untuk memastikan pasokan tetap terjaga dan harga tetap stabil di seluruh daerah.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *